Mengenang Teman-teman Kost
Wening Sastrojoyo
November 30, 2014
2 Comments
Sejak usia 15 tahun saya selalu tinggal di kost-kost’an. Sampai saat ini pernah 7 kali pindah kost, dengan beberapa alasan yang mengharuskan pindah yaitu lulus sekolah, lulus kuliah, pindah kerja, pindah kost yang lebih nyaman, pengen sekost dengan teman akrab dan sebagainya.
Beragam kisah suka dan duka saya lewati bersama teman-teman sekost. Sedih kehilangan dikala salah satu teman kost kami harus pindah, senang dikala teman kost baru balik dari rumah dan membawa banyak makanan. Dimanapun kostnya sayalah yang paling jarang pulang karena rumah orang tua saya yang nun jauh disana. Nyelip di antara gunung yang susah sinyal. Tapi setidaknya masih tergambar di peta Indonesia.
Sehari-hari berkumpul dengan mereka di satu atap akhirnya jadi saling memaklumi kebiasaan masing-masing. Kadang lucu, sedih bahkan menyebalkan, yang pasti semua menjadi kenangan indah yang susah dilupakan. Dan inilah kebiasaan beberapa teman-teman yang pernah sekost dengan saya.
Beragam kisah suka dan duka saya lewati bersama teman-teman sekost. Sedih kehilangan dikala salah satu teman kost kami harus pindah, senang dikala teman kost baru balik dari rumah dan membawa banyak makanan. Dimanapun kostnya sayalah yang paling jarang pulang karena rumah orang tua saya yang nun jauh disana. Nyelip di antara gunung yang susah sinyal. Tapi setidaknya masih tergambar di peta Indonesia.
Sehari-hari berkumpul dengan mereka di satu atap akhirnya jadi saling memaklumi kebiasaan masing-masing. Kadang lucu, sedih bahkan menyebalkan, yang pasti semua menjadi kenangan indah yang susah dilupakan. Dan inilah kebiasaan beberapa teman-teman yang pernah sekost dengan saya.
- Teh Titin, kakak senior waktu kuliah yang kebetulan sekamar dengan saya di rumah Ibu Cas. Hampir setiap malam ngelindur ngomong kesana kemari kadang sampai tertawa terpingkal-pingkal dalam keadaan tidur. Sesekali saya isengin coba diajak ngobrol dan selalu ngejawab walaupun jawabannya ngaco.
- Dewi, teman tetangga kamar masih di rumah Ibu Cas suka sekali pergi keluar kadang sampai kena tegur oleh bapak kost karena pulang kemalaman. Kalau sudah terkunci lompat pagar dan ketok-ketok jendela kamar saya minta dibukakan pintu. Kadang-kadang pulang terlihat cemberut brak bruk nabrak pintu segala dibanting berarti habis berantem sama pacarnya.
- Onta (nama panggilan untuk bercanda) sekamar dengan Dewi, jarang sekali keluar kost paling senang diam di kamar atau nonton tv di ruang tamu bareng ibu kost. Kalau diajak keluar sering menolak dengan alasan mau nyuci. Kalau lagi ngumpul ngomongnya paling kenceng sering kedengeran sampai kost’an sebelah.
- Yunita (nama disamarkan) hampir setiap hari ga pernah senyum ngomongnya selalu ketus apalagi kalau barang-barangnya dipinjem bisa-bisa ga negur selama seminggu. Saya pernah sekamar dengannya beneran ga betah dan akhirnya pindah kost. Hiiy..serem..
- Mbak Rosma, bekerja sebagai sekertaris di perusahaan terkenal di Jakarta. Penampilannya kya selebritis. Wangi sepanjang hari. Dari ujung rambut sampai ujung kaki kinclong terawat. Kalau pergi ke indomart bareng saya terlihat seperti majikan dan pembantunya. Saya sering diajari cara berpenampilan dan bersikap agar menjadi wanita seutuhnya. Maklum beliau pernah bekerja di sekolah kepribadian John Rob*rt P*wer. Jadi penampilan sehari-harinya ya seperti putri gitu deh.
- Wulan, paling suka tidur pakai baju seksi kalau sudah lelap kakinya kemana bajunya kemana. Kamarnya berada paling pinggir dekat dengan kamar mandi. Paling cuek jarang menutup pintu dan jendela jadi yang akan ke kamar mandi terpaksa harus melihatnya seperti melihat bule berjemur di pantai. Pagi hari segala alarmnya bunyi dari jam beker, handphone dua-duanya dan sound system yang dipasang timer. Mending kalau suaranya pelan, yang ada seperti lagi hajatan sampai para tetangga sudah bangun kemana-mana dia masih enak aja tidur. Kadang kalau lagi pengen tenang sebelum tidur dipesenin dulu "ga usah pasang alarm Lan besok gw bangunin aja".
- Munaroh (nama disamarkan), kalau lagi baik baiiik sekali tapi kalau lagi cemberut sangat menyebalkan. Pernah suatu hari dia pulang kerja tiba-tiba cemberut melihat saya lagi asyik ngobrol ketawa-ketawa dengan teman sekost. Lalu pergi begitu aja masuk ke kamarnya sambil banting pintu. Lah apa maksudnya? Kalau mau ikut ngobrol ya tinggal nimbrung aja kita bercandaan biasa ga ngomongin dia. Mungkin dia lelah atau lagi dapet.
- Shinta teman kost di rumah Pak Tamin. Di kamarnya harus ada musik. Kalau lagi ngobrol dan ketemu dengan kata-kata yang seperti syair lagu pasti langsung didendangkan seperti Bang Syaiful Jamil. Rajin bikin teh tiap pagi dan sore. Rajin beres-beres, nyapu dan ngepel. Saya paling sering diomelin karena sembarangan naro sesuatu. Tiap pulang ke rumah rajin membawakan masakan ibunya, ikan sepat asin dimasak pakai sambel ijo. Atau sebelum pulang biasanya tanya dulu “Dek Ningnung, besok mau dibawain apa?”.
- Teh Risma teman kost di rumah Pak Tamin. Wanita sholeha, keibuan dan berkerudung panjang. Saya dan Shinta memanggilnya teteh kita (kakak perempuan kita dalam bahasa sunda). Rajin memasak, rajin sholat, rajin ngaji dan paling setia menemani saya di rumah sakit ketika saya diopname. Tiap pulang suka membawa ayam bekakak yang enak banget dan dimakan pakai sayuran yang saya benci yaitu terong mentah.
- Mitha, paling betah tiduran di kamar kadang sampai seharian ga keluar-keluar kecuali pipis. Kalau lagi galau berantem sama pacarnya biasanya suka masak yang mana masakannya sangat bervariasi ga seperti kita-kita yang bisanya hanya bikin sop. Ada es pisang ijo, es pacar cina, cumi saus tiram, sambel udang dan masih banyak lagi. Jadi galaunya mitha adalah berkah buat temen kostnya.
- Yuyun, hampir sama seperti Wulan kalau tidur paling susah dibangunkan. Bunyi jam beker mungkin terdengar seperti nyanyian tidur sehingga tidurnya semakin pulas. Sampai suara jam beker makin kendor kehabisan baterai dia belum juga bangun. Dibangunkan pun masih tidur lagi, trus bangun tinggal bilang “kok aku ngga dibangunin…” lahh…..
- Fitri, kamarnya setipe dengan Yuyun dimana-mana banyak barang. Ketawanya kenceng, lucu dan susah berhenti hohohoho..hohohoho... Kadang kita ketawa bukan karena lucunya hal yang kita bahas tapi ngetawain ketawanya dia.
- Siti, orangnya lucu suka ngomong ala korea-koreaan bareng saya tentang hal yang tidak nyambung tapi disambung-sambungin maksa. Suka bersandiwara dengan berpura-pura nangis. Kentutnya gede kedengeran sampai di luar kamar. Kalau lagi asyik ngobrol tiba-tiba teriak dengan suara cempreng dan bikin kaget orang "HEII..SIA KAMANA!!!" neriakin kucing.
Seiring
berjalannya waktu kami harus berpisah dan menjalani hidup masing-masing. Bagaimanapun, saya ingin mengucapkan terimakasih dan tidak akan melupakan kebersamaan kita karena kalian semua pernah menjadi bagian dari hidup saya. Tapi Teh Titin dan Mbak Rosma sejak berpisah sampai sekarang ga tau dimana rimbanya. Semoga beliau-beliau suatu saat membaca tulisan ini. Miss you all.