Mengintip Korea Utara Dari Perbatasan
Wening Sastrojoyo
November 23, 2018
0 Comments
"Sebelumnya maafin gue ya, jangan lupa nulis surat wasiat sebelum lo pergi atau lo punya permintaan terakhir apa kali aja gue bisa kasih" Itulah celotehan teman-teman 6 tahun yang lalu sebelum saya berangkat ke DMZ di Korea. Seolah saya akan pulang tinggal nama. Karena tempat ini disebut sebagai The World's Most Dangerous Border. Hiyy sereemm... Tapi justru ini menjadi pengalaman yang paling berkesan dalam perjalanan saya ke Korea.
DMZ (Demilitarized Zone) adalah area perbatasan antara Korea Selatan dan Korea Utara. Terletak di Desa Panmunjom, Propinsi Gyeonggi sekitar 53km dari Kota Seoul. Di desa inilah tempat ditandatanganinya perjanjian Gencatan Senjata pada tahun 1953. Wilayah ini merupakan perbatasan yang dijaga paling ketat di dunia karena secara teknis Korea Selatan dan Korea Utara masih berstatus perang hingga sekarang. Jadi tidak heran jika dipenuhi oleh tentara militer, tank baja, ranjau, senapan, dan meriam. Meskipun diperlengkapi dengan armada super lengkap, aktivitas militer di wilayah ini justru dilarang karena merupakan zona damai.
DMZ telah disulap oleh pemerintah Korea Selatan menjadi destinasi wisata namun untuk mengunjunginya harus benar-benar taat pada peraturan yang berlaku. Diantaranya pengunjung diharuskan memakai agen tour berlisensi tidak bisa pergi sendiri secara backpacker, harus membawa paspor, harus berpakaian sopan dan rapi tidak diperkenankan memakai kaos, jeans, sendal jepit dan pakaian yang berbau army. Tidak boleh mengambil gambar dari dalam bus saat bus mulai memasuki area DMZ. Tidak melakukan hal-hal yang mencurigakan.
Jam 08.00 saya dijemput mobil kecil di penginapan. Hanya perjalanan beberapa kilometer diturunkan di sebuah tempat untuk pindah ke bus dan bergabung dengan peserta tour yang lain. Tepat jam 08.15 bus berangkat. Sekitar 1 jam perjalanan tiba di pintu gerbang DMZ dan pemeriksaan ketat dimulai. Beberapa tentara masuk ke dalam bus memeriksa identitas setiap pengunjung. Setelah menunggu sekitar 10 menit bus diperbolehkan bergerak.
Ada beberapa titik yang dapat dikunjungi oleh tour DMZ ini yaitu Imjingak Park, Freedom Bride, DMZ Theatre, The Third Tunnel, Dora Observatory dan Dorasan Station.
Imjingak Park merupakan taman memorial yang dibuat untuk mengenang peristiwa pemisahan Korea menjadi selatan dan utara. Pemerintah Korea Selatan mendirikan monumen menghadap ke utara pada tahun 1985. Di monumen ini terdapat dupa menyala untuk memanjatkan doa bagi arwah nenek moyang mereka yang terbaring di Korea Utara.
Freedom Bridge terletak bersebelahan dengan Imjingak Park. Pada masa Perang Korea digunakan untuk membebaskan 12.773 tahanan perang. Tahanan dibawa menggunakan mobil kemudian menyebrang dengan jalan kaki menuju kebebasan. Itulah sebabnya jembatan ini disebut Freedom Bridge. Di sekitar jembatan terdapat pagar kawat yang banyak digantung pita warna-warni bertulisan perdamaian dan harapan rakyat Korea agar kedua negara ini dapat bersatu kembali.
DMZ Theatre merupakan tempat yang memperlihatkan film dokumenter tentang awal terjadinya perang antara Korea Utara dan Korea Selatan serta keadaan perang pada saat itu. Banyak keluarga yang terpisah dan tidak dapat berkumpul kembali. Selain itu terdapat juga pameran senjata yang dulu digunakan untuk perang.
The Third Tunnel merupakan terowongan ketiga dari 4 yang ditemukan. Dibangun oleh Korea Utara untuk melakukan invasi ke Korea Selatan. Sepanjang 1,6 km dengan kedalaman sekitar 70 meter di bawah tanah. Pengunjung yang akan masuk ke terowongan ini diwajibkan steril dari berbagai benda. Semua barang bawaan harus disimpan di loker dan dilarang keras untuk mengambil gambar. Pengunjung wajib memakai helm safety yang telah disediakan. Ujung terowongan ini ditutup kaca kecil dan masih bisa mengintip Korea Utara. Masuk ke terowongan ini merupakan moment yang paling melelahkan terutama saat kembali keluar karena jalannya menanjak. Apalagi bagi yang punya tinggi badan semampai terpaksa harus membungkukkan badan.
Dora Obsevatory merupakan dek observasi untuk mengamati Korea Utara. Jika dilihat dengan mata telanjang hanya terlihat hamparan perbukitan dengan bangunan yang kecil-kecil. Jika ingin lebih jelas bisa memakai teropong berbayar 500 won selama 5 menit. Akan terlihat pemandangan kota Kijong-dong di Korea Utara. Kota besar yang maju dan sejahtera dipenuhi oleh bangunan dan gedung bertingkat. Namun kota ini sebenarnya tidak berpenghuni dan tidak ada kehidupan sama sekali. Kota ini dibangun oleh pemimpin Korea Utara pada tahun 1950 bertujuan untuk memperlihatkan tingkat kemakmuran warga Korea Utara pada dunia. Disebut juga hanya sebagai alat propaganda. Hingga sekarang masyarakat tidak ada yang mau tinggal disana dan tetap menjadi kota hantu. Terlihat juga bendera Korea Utara dikibarkan menjulang di atas menara setinggi 160 meter. Menara ini dibuat sebagai pembalasan terhadap Korea Selatan yang membangun tiang bendera setinggi 98 meter di dekat DMZ.
Mengambil foto hanya diperbolehkan di belakang garis kuning yang berjarak 5 meter di belakang teropong. Untuk tinggi badan seperti saya sungguh mustahil. Pandangan hanya sampai di kepala pengunjung yang sedang meneropong. Saya sempat naik ke tangga yang menuju ke pintu masuk bangunan Dora Obsevatory ini. Di gedung yang bertulisan "End of Separation, Beginning of Unification". Di dalam banyak tentara duduk di kursi undak-undakan seperti bioskop menghadap ke kaca pembesar yang sangat lebar. Bisa mengamati kota Kijong-dong tanpa menggunakan teropong. Tapi sebentar kemudian saya diusir hahaha... Maap maap.
Tempat terakhir yang dikunjungi tour DMZ ini adalah Dorasan Station. Stasiun yang mempunyai arsitektur modern, megah dan fasilitas lengkap ini sampai sekarang belum beroperasi. Dibangun dengan harapan jika Korea Selatan dan Korea Utara bersatu kembali akan menjadi transportasi dari Seoul ke Pyongyang ibukota Korea Utara. Keretanya pun sudah disediakan. Jarak ke Pyongyang 205 km dari stasiun ini. Tapi saat ini untuk ke Pyongyang harus berputar jauh lewat Beijing. Konon satu-satunya penerbangan yang melayani ke Korea Utara hanya dari Beijing. Semoga saja kedua negara bersaudara ini segera bersatu kembali agar bangunan megah ini dapat difungsikan sebagaimana yang diinginkan.
Sebenarnya masih ada lagi tempat terpenting di DMZ yaitu Panmunjom, merupakan garis terdepan yang menjadi satu-satunya pertukaran informasi antara Korea Utara dan Korea Selatan. Disini terdapat Joint Security Area (JSA) merupakan lokasi tempat dilaksanakannya berbagai negosiasi diantara kedua negara ini. Namun sayang saat itu saya tidak mengambil tour ini karena terlalu memikirkan celotehan teman-teman. "Hati-hati pergi kesana bahaya harus tanda tangan perjanjian, bisa tiba-tiba terjadi suasana menegangkan, harus siap mati". Halah. Padahal kalau sudah dijalani tidak seseram yang dibayangkan. Ya sudahlah semoga nanti bisa kesana lagi. Mau ikut gak?