Jun 1, 2025

From Hoax To The Real

June 01, 2025 8 Comments
Alhamdulillah... Seperti mimpi bisa naik podium Juara 1 Wanita kategori umum di event Fun Run 5K IDI Serang Plus BHD. Tidak pernah menyangka sebelumnya karena di daerah Serang, Lebak, Cilegon dan sekitarnya dipenuhi pelari elite yang larinya secepat pelari Kenya. Buat pelari keong seperti saya, tidak punya target apa-apa kecuali bisa finish dengan strong. At least hanya mengejar PB, Personal Best dalam dunia pelarian atau waktu tercepat ala diri sendiri. Sekuat apa sih gue?


Dibalik event yang memberikan pengalaman berharga buat saya ini, sebenarnya saya mendaftar semata-mata karena ingin mensupport seorang dokter yang baru memulai lari. Agar merasakan vibesnya fun run. Sebelumnya saya tidak tertarik untuk mendaftar karena bisa lari sendiri. Tidak ada cut off time dan terserah mau mulai jam berapa. Tidak harus terburu-buru mengejar waktu start. Dibaca males bangun pagi.

Setiap ditanya selalu jawab "tidak". Beberapa kali diajak, juga tidak.

Namun berubah pikiran saat saya berhasil membujuk seorang dokter spesialis patologi klinik yang hobinya rebahan, untuk mulai berlari. Sulit sekali diajak olah raga, berbulan-bulan dibujuk tidak pernah berhasil. Pegel, kemeng, jompo, ga punya sepatu, ga punya baju dan segambreng alasan lainnya.

Suatu hari disela-sela bercandaan, iseng membujuknya lagi setengah memaksa. Biarpun tidak pernah berharap bakal bisa berhasil. Sudah pasti responnya aneh jawab asal bunyi gaya khasnya yang selalu tidak pernah serius. Tapi saat itu terlihat seperti mulai ada ketertarikan.

Selalu tidak pernah meng'iya'kan, tapi jawaban OMG itu sepertinya berbau mau bergerak. Entah bener atau tidak ya.

Never give up, diteror teruuuss hahaha...

Ternyata beneran donk doi mau lari. Sungguh surprise yang luar biasa. Tidak menyangka semembangkang itu ternyata bisa diluluhkan dengan mudah. Tapi jujur kasian lihat mukanya yang terlihat sangat-sangat menderita, ngeri pingsan di jalan.

Esok harinya ngomel sambil jalan agak terseok-seok.
"Sakit semua nih gara-gara elo" 
"Harus dipake lari lagi dok, biar ilang"
"Gendeng, ogah!"
"Rabu ya ikut lari ke stadion, sama dokter-dokter yang lain juga kesana"

Hanya dijawab dengan lirikan mata sewot seperti beneran tidak akan mau lagi dan lagi. Tapi lihat saja pasti bisa diluluhkan lagi, kalau pegelnya sudah hilang. Asalkan diteror terus saya yakin bisa meleleh.

Pemaksaan kedua, diajak lari ke stadion.

Ternyata benar mau datang ke stadion. Katanya mau 10 menit aja trus pulang, kenyataannya rela ikut sampai selesai. Rupanya berlari tuh bikin happy. Doi sempat tercengang mendengar obrolan seputar dunia pelarian, marathon dan ultra marathon. Mulai dari 42K, 50K, 100K dan seterusnya, cerita langsung dari finishernya. 
"Memang ada yg sampai 120K?"
"200K 300K juga ada dok"
"Astaga..."

Sangat happy bertemu banyak teman.

Disela-sela istirahat saya laporan sudah daftar IDI Run duluan, awas saja kalau sampai ga daftar.

Di hari-hari berikutnya tidak perlu dibujuk rayu lagi, sudah lari dengan sendirinya dengan peningkatan. Durasi semakin lama, semakin jauh dan semakin cepat. Hampir melampaui 5K. Sedang berada di luar kota pun tetap konsisten lari. Bahkan membeli sepatu baru juga, demi ikut race IDI Run. Tapi kadang masih beralasan bangun kesiangan, kesorean atau lupa.

Tiba di hari yang ditunggu tanggal 25 Mei 2025. Jam 05.45 WIB saya sampai di Alun-alun Serang dan segera menuju ke tempat start. Saya dan princess hanya chat whatsapp menjelaskan posisi masing-masing. Tapi tidak ketemu karena ramai sekali. Saya bersama teman-teman perawat dan dokter yang lain. Beliau bersama suaminya. 

Saat itu saya berniat hanya latihan kebut-kebutan. Ingin tau seberapa cepat jika lari dengan sekuat tenaga. Mengingat 2 minggu sebelumnya saya tidak berani ngebut di event Indonesia Women Half Marathon. Perjalanan panjang 21K takut tidak kuat sampai finish. Syukurlah bisa finish strong dengan waktu 2 jam 19 menit yang merupakan personal best saya di event half marathon. Posisi 58 dari 344 peserta, no bad lah yes.

Waktu flag off sempat tertunda karena hujan. Pengumuman ditunda 30 menit. Saya masih santai di posisi start agak di tengah. Suara warming up masih terdengar tapi saingan dengan hiruk pikuk peserta. Tiba-tiba jam 6.15 terdengar suara hitungan mundur dan semua peserta mulai berlari. Saya kaget belum persiapan. Garmin belum dipencet masih pada posisi archery, bekas panahan sehari sebelumnya. Sayang sekali jika event seperti ini tidak direcord. Terlebih saya ingin mengejar personal best.

Saya berlari menjaga konsentrasi agar tidak tertabrak peserta yang lain sambil berusaha memencet si garmin yang tiba-tiba sulit sekali untuk menemukan menu run. Sampai kira-kira jarak 300 meter barulah ready dan saya bisa tancap gas mempercepat langkah kaki.

Saya tertinggal jauh. Pelari paling depan tidak terlihat lagi. Tapi tak mengapa karena memang tidak mengejar podium hanya ingin tau personal best saja. Waktu tercepat saya saat berlari sendiri adalah 30 menit untuk jarak 5K, jauh dari waktu sang podium yang biasanya di bawah 25 menit.

Saya berhasil melewati banyak pelari laki-laki. Tapi tidak bisa mengejar 2 pelari perempuan di depan dan tidak juga dilewati oleh pelari perempuan yang lain di belakang, sepanjang race. Di cek point 2 kali saya mengambil pita mengikuti aturan. Di water station pun berhenti sejenak mengambil minum dan melanjutkan lari dengan mengerahkan tenaga yang ada.

Di KM 4 kira-kira 300 meter sebelum finish saya diikuti oleh bapak marshal, penjaga lintasan, yang menaiki sepeda dengan bendera berwarna putih di stangnya.

"Juara 1" teriak beliau.
"Hah yang benar pak?"
"Iya untuk kategori umum juara 1, di depan ada 2 pelari tapi pelajar, beda kategori"
"Masya Allah"
"Hayuk cepat"
"Okey pak!!!"

Saya semakin mempercepat langkah dengan sekuat tenaga yang masih tersisa. Bapaknya mengantarkan sampai ke garis finish dan teriak ke panitia "Juara 1". Saya disambut dengan diberi kalung potential winner 1 berwarna kuning, sesuai dengan kategori, sambil dicatat waktunya. 25 menit 37 detik. Masih tidak percaya benarkah ini? Ya Allah semoga benar.

Lalu saya mengambil refreshment minuman dan pisang. Panitia memberikan ucapan selamat "Wah juara 1, Selamat yaa..." Saya tidak berani menjawab karena takut salah. Jangan bangga dulu.

Sambil duduk minum dan makan pisang, saya mengabari teman-teman komunitas lari di tempat kerja. Tidak ada yang merespon, hampir semua tidak percaya. Karena saya sering ngeprank mereka saat event race. Selalu pinjam papan podium atau kalung potential winner orang buat foto dan menyebarkan hoax. Kebetulan setiap event sering ketemu dengan sang podium biarpun tidak kenal.

Hasil pinjam punya orang buat pencitraan.

Beberapa teman mulai berdatangan finish tapi my bos princess belum juga kelihatan. Sampai manakah beliau. Ditelpon dan chat tidak ada respon. Setelah konfirmasi ke panitia mengenai juara 1, saya menunggunya di dekat garis finish.

Di menit ke 52 akhirnya sang princess memasuki garis finish berdampingan dengan suaminya. Dengan muka merah seperti kepiting rebus, nafas berat dan keringat bercucuran. Saya memberikan selamat lalu mempersilahkan ke tempat refreshment agar segera minum. Akhirnya si ratu ngomel yang jika disuruh olah raga ini, berhasil finish strong under cut off time dan mendapatkan medali race. Alhamdulillah. Selamat ya dok. I'm so happy and proud of you!!!

Biar melelahkan tapi happy luar biasa, apalagi setelah bisa melewati garis finish. Rasanya harus ikut event lagi.

Tiba waktunya pengumuman pemenang. My bos princess sudah pulang karena ada keperluan yang lain. Teman-teman yang lain siap menunggu di bawah panggung untuk mengabadikan moment saya menerima hadiah. Setelah pemenang beberapa kategori menerima hadiah, tiba giliran nama saya dipanggil. Alhamdulillah baru lega ternyata benar saya juara 1 wanita kategori umum.

Teman-teman mulai ngeshare foto dan video saat saya di panggung. Akhirnya baru pada percaya. Terdengar lucu memang, selama ini hanya pinjam papan podium orang, ternyata bisa pegang papan podium sendiri. Harapan menjadi doa dan dikabulkan. Tentunya dengan usaha juga.

Alhamdulillah, kali ini bukan PRANK ya teman-teman.

Keributan tetap terjadi, karena sebelumnya mereka sering kena prank berita hoax.
Kurang sayang apa coba dengan sang princess yang satu ini. Saya ikut event IDI Run memang demi beliau dan alhamdulillah ternyata menjadi jalan rejeki juga buat saya. Dapet duit hahaha...

Terimakasih IDI Serang acaranya luar biasa sukses dan lancar. Ditunggu event selanjutnya. Buat my bos sampai ketemu lagi di race selanjutnya ya. Jangan berhenti berlari. Anda beneran keren akhirnya bisa melawan diri sendiri. Sehat selalu buat kita dan semuanya.

Mar 30, 2025

Belajar Alfabet Baru

March 30, 2025 2 Comments
Genap 2 bulan yang lalu di hari yang tidak pernah terduga. Saya ditelpon Bu Cici dari ruang dokter yang jaraknya hanya 5 meter di depan mata.

"Bisa ke ruang dokter sekarang?"

Ada apa gerangan? Tidak ada waktu untuk kaget karena tidak sampai satu menit saya bisa menjangkau ruangan itu. Di dalam ada dokter Yenni spesialis Patologi Anatomi dan dokter Neshya spesialis Patologi Klinik tapi sedang sibuk dengan laptopnya.

"Kamu mau bantuin dokter Yenni di PA ga?" tanya Bu Cici.
"Mau" jawab saya spontan biarpun belum tau bantuan seperti apa yang dimaksud.
"Kamu jijik'an ga?" tanya dokter Yenni
"Ga dok"
"Ya bagus"
"Saya ngapain dok?"
"Motong, ngetik, ya kya gitu aja" padat singkat irit kalimat, begitulah kesan pertama ngobrol dengan beliau.

"Pokoknya kalau ada PA sekarang kamu yang handle, karena Nindy mau resign 2 minggu lagi" sambung Bu Cici.

"Tapi belajar dulu ya, saya ga ngerti apa-apa"

"Gampang nanti belajar sama Nindy" jawab dokter Yenni seolah hidup ini tiada hal yang sulit. Beliau tipe orang yang easy going, whatever, enjoy every moment no matter what changes along the way, gitulah kyanya...

Biarpun nervous tapi pasrah. Dilanjut ngobrol di ruang PA, berkenalan dengan Nindy. Sebenarnya sudah kenal muka lebih dari 5 tahun, tapi hanya menyapa ala kadarnya. Jangankan ngobrol senyum aja harus bayar. Makanya lebih baik diam karena memang ga pernah ada urusan. Apalagi dengan dokter Yenni tidak pernah berinteraksi sama sekali, biarpun beliau sering datang. Semua saling cuek tapi setelah digabungkan bisa mencair dengan sendirinya.

"Apa yang harus saya lakukan? Saya ga tau apa-apa"
"Gampang ya kya gitu aja"

Nih dua orang serba gampang semua, tapi apanya yang gampaaaang? Gue harus gimana? Jawabannya ga ada yang pasti.  Dua-duanya sama aja golongan irit kalimat. Dikira cenayang bisa menebak semuanya. Hidup memang banyak bercanda.

"Nanti ketik hasil ya kak, dari sini" kata Nindy sambil menunjukkan tulisan dokter yang imut seperti rumput sedang bertunas.

"Ketik dari awal, bukan copy paste?" karena selama ini tinggal copy paste dari email hasil ketikan Nindy.

"Ya ketik dari awal" 

Lah mati!! Baca tulisan dokter aja ga bisa, gimana mau ngetik. Dokter selain irit kalimat, irit tulisan pula. Pulpennya sampai 2 tahun ga akan habis. It's okay deh. Biarpun pusing tapi lucu. Terlebih bukan sekadar alfabet biasa, banyak makna di dalamnya yang dapat menambah wawasan seputar anggota tubuh manusia yang paling kecil yaitu sel.

Garis lurus paling belakang dibaca "Tumor". Seminggu setelah menghafal bentuk alfabet jenis ini akhirnya bisa mentranslatenya.

Yang mengherankan ini dokter kenapa percaya aja dengan saya. Langsung dikasih tugas buat ngetik tanpa translate. Dianggap sama seperti Nindy yang sudah menjadi asistennya sejak lahir. Apa ga takut salah, nugasin saya yang bisanya hanya ngepel dan ngelap meja.

Karena sudah dipercaya maka harus belajar dengan serius. Harus sok sibuk biar dibilang orang penting.

Nindy siap membantu kapanpun. Tapi ga mungkin harus mengandalkannya terus. Dia juga banyak kerjaan. Jadi tanya ke Nindy adalah pilihan terakhir jika sudah kehabisan akal. Setidaknya berusaha dulu ga usah manja karena di dunia ini yang boleh manja hanyalah kucing.

Cara termanual jika kesulitan mentranslate sandi rumput adalah cari dokumen sebelum-sebelumnya dengan kasus yang sama. Bongkar obrak abrik dilihat satu per satu. Jika bentuk tulisannya sama berarti diketik disamakan dengan itu. Seperti bermain puzzle atau mainan tebak gambar, carilah perbedaan pada gambar berikut ini.

Seiring berjalannya waktu semakin terbiasa dengan alfabet ini dan selalu menantikan kemunculannya di whatsapp. Girang sekali jika suara notifikasinya mulai terdengar. Karena selalu ada puzzle model baru setiap hari yang artinya life begins with tebak-tebakan.

Kebanggaan tersendiri jika bisa menyelesaikan dan hanya dikoreksi sedikit. Apalagi kalau benar semua, pasti senyum-senyum sendiri di balik masker sambil teriak dalam hati "Wah pintarnya akuu... Mamak di rumah pasti bangga".

Beneran gampang sih ternyata. Akhirnya bisa sombong setelah bisa membaca cerpen sepanjang ini tanpa bantuan translator.

Dibaca : Tonsilitis kronis non spesifik disertai lesi limfoproliferatif. Titik-titik itu ada artinya. Selain mentranslate, harus bisa improvisasi dan modifikasi juga. Setiap coretan artinya panjang. Satu kata bisa jadi satu paragraf. Harus rajin baca kasus-kasus sebelumnya. Ciri khas satu lagi dari beliau, udah mah tulisannya kecil, motoinnya blur.

Whatever happens, I just wanna say thank you to Dok Yen and Nindy for making work more fun and believing in me. I will always try as I can be. I Love You...!!!