Feb 9, 2015

Hati-hati Penipuan Di Bangkok

Hati-hati jika jalan-jalan ke Bangkok. Pengalaman saya beberapa waktu yang lalu hampir saja terkena scam (penipuan). Sebelum ke Bangkok memang minim browsing hanya tentang penginapan dan beberapa angkutan umum yang paling murah disana. Pada umumnya Bangkok relatif aman. Pesan dari sesepuh jika naik taksi atau tuk-tuk harus hati-hati karena bisa diajak berputar-putar agar argonya semakin banyak. Sedangkan untuk menghindari tindakan kriminal sama saja dimanapun dan kapanpun harus selalu waspada.

Dulu pertama kali ke Bangkok saya pernah tertipu oleh sopir taksi. Saat itu jam 6 pagi baru sampai di Terminal Bus Mochit setelah perjalanan 10 jam dari Chiangmai. Saya akan ke BTS Mochit yang jaraknya tidak terlalu jauh. Sebelumnya pernah naik taksi dari arah sebaliknya hanya 60 THB. Pagi itu minta 100 THB itupun tidak diturunkan di depan BTS Mochit tapi masih jauh di depan Pasar Chatuchak, dengan alasan karena masih pagi jadi belum boleh melintas ke jalan yang menuju kesana. Terpaksa harus jalan kaki lumayan jauh sambil menggendong ransel segede gaban. Dan ternyata tidak ada larangan kendaraan melintas di jalan itu. Kampreto uno.

Saya pernah kebingungan cari penginapan di daerah Khaosan Road. Dodolnya lupa tidak mendownload map, hanya ingat lokasinya di luar jalan Khaosan yaitu di Samsen Soi 4. Kata beberapa pedagang kira-kira 700 meter dari jalan Khaosan. 

Saat asyik jalan tiba-tiba saya ditanya oleh seorang bapak yang memakai baju bertuliskan Tourist Police. 

"Hello... What are you looking for" 

Saya pikir seperti orang KTO (Korea Tourist Information) yang tersebar di beberapa titik tempat wisata di Korea dan siap membantu wisatawan secara gratis sehingga tidak curiga sama sekali. Setelah menjelaskan tujuan, bapak itu langsung menawarkan naik tuk tuk 100 THB (1 THB = Rp 390). Mendengar kata tuk tuk seketika saya tinggalkan bapak itu yang ternyata sopir tuk tuk "No..!!". Masih saja di kejar "How much do you want? Oke 80 bath, 70 bath.. Because is far away out from khaosan" "No..!!" Saya tetap ngeloyor dan bapak itu masih saja teriak "Miss listen to me.. Listen to me please.." "Prettt!!!"

Kali ini yang terbaru, saya bersama roommates dari China (Summer) dan dari London (Simon) sedang menuju Grand Palace. Kami jalan santai dari penginapan di daerah Khaosan yang jaraknya lumayan tapi masih kuat jalan kaki. Hampir sampai di pintu gerbang Grand Palace disapa ramah sekali oleh seorang bapak yang membawa payung, mengaku dosen yang mengajar di universitas terdekat. Dalam hati dosen kok kucel. Pura-pura menanyakan apakah membawa map? Kebetulan Summer membawa dan diberikannya. Lalu bapak itu bercerita banyak tentang Grand Palace selayaknya tour guide profesional yaitu tempat tidur budha, tempat makan, tempat istirahat dan lain-lain. Menurutnya siang itu adalah hari budha sehingga Grand Palace sedang tutup dan akan dibuka lagi nanti sore jam 15.30. Kami heran di depan pintu gerbang ada papan bertuliskan gede-gede "Grand Palace Open Every Day". Tapi dengan keramahan bapak itu kami terbujuk juga.

Kami mengikuti sarannya jalan-jalan ke floating market yang hanya memerlukan waktu 1 jam. Pulang dari floating market, Grand Palace sudah dibuka kembali. Simon juga diingatkan karena hanya mengenakan kaos tanpa lengan dan celana pendek. Masuk ke Grand Palace diharuskan mengenakan pakaian yang sopan tidak boleh buka-bukaan.

Sepasang turis segera melepas baju panjangnya setelah keluar dari Grand Palace

Bapak itu menyarankan naik tuk-tuk yang berwarna kuning karena milik pemerintah, ke dermaga tempat boat jurusan floating market dengan ongkos hanya 20 THB. Juga berpesan, jika di dermaga ada yang menawarkan harga 1200 THB jangan mau itu penipu. Harga sebenarnya hanya 800 THB per orang. Harga segitu untuk menyusuri floating market selama 1 jam, busyet mahal banget. Ternyata kami semua sepikiran yaitu tertarik untuk naik tuk tuk yang hanya 20 THB dan sampai disana akan menawar 800 THB untuk 3 orang. Akhirnya sepakat patungan naik tuk tuk seorang kena 10 THB.

Awalnya saya tidak curiga karena teringat dengan orang KTO lagi. Kirain di Bangkok juga banyak yang seperti itu. Tapi Summer merasa curiga dan tanya ke saya dengan bahasa Inggrisnya yang rada aneh "Why him so nice?" So nice jadi inget sosis. "I don't know" Setelah ngobrol baru kepikiran hari gini kok tiba-tiba ada orang baik banget jangan-jangan...?

Di perjalanan sopir tuk tuk mengajarkan cara menawar boat dengan bahasa Thailand agar tidak dimahalin atau dikasih harga orang lokal. Sampai di pinggir sungai langsung disambut baik oleh bapak-bapak pemilik boat yang menawarkan harga 1200 THB tapi diturunkan sendiri menjadi 800 THB. Untungnya saya dan Simon sebelumnya pernah pergi ke Phi Phi Island. Disana tour island hopping setengah hari hanya 400 THB, masak disini 800 THB hanya untuk tour 1 jam menyusuri kali lagi. Mahalnya kebangetan. Setelah menawar 800 THB untuk 3 orang dengan membandingkan harga di Phi Phi Island bapak itu langsung marah-marah dan mengusir kami semua. Tidak diperbolehkan untuk sekedar main-main di pinggir kali "Don't inside this is my area...go go go...!!!"

Melihat bapak itu marah jadi sadar ternyata mereka semua dari mulai bapak yang bertemu di dekat Grand Palace, sopir tuk tuk dan pemilik boat adalah sekelompok penipu yang bersekongkol. Masih untung sopir tuk tuk itu tidak memaksa dan tidak rugi amat hanya kena 10 THB. Kadang ada yang memaksakan masuk ke toko padahal tidak niat belanja.

Akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Wat Arun yang lebih dekat kemudian ke Floating Market, baru terakhir ke Grand Palace karena searah dengan jalan pulang. Alhamdulillah dilindungi oleh Yang Maha Kuasa sehingga tidak ada uang dan waktu yang terbuang.

Jadi jika ada orang yang mengatakan bahwa Grand Palace tutup karena hari budha itu bohong. Hanya trik belaka agar jalan-jalan dulu naik tuk tuk atau naik boatnya dengan harga yang berlipat-lipat. Abaikan saja sebaiknya tetaplah pada tujuan semula. Grand Palace buka setiap hari. 

1 comment:

  1. Saya juga waktu itu pernah hampir kena modus penipuan di Bangkok Pelakunya sih orang asing, arab sepertinya, dari gelagatnya ingin menukarkan USD miliknya ke mata uang IDR. Untungnya ga sempat.

    ReplyDelete

Comment tapi jangan spamming yess!! Salam hormat High Quality Gembel.