Apr 29, 2015

RSHS Bandung

Rabu, 29 April 2015

Hari ini hari ketiga saya dan Christine pelatihan di RSUP Hasan Sadikin Bandung. Namanya juga RS pemerintah yang menjadi rujukan utama dari seluruh Jawa Barat jadi gede, luas dan rame banget. Tiap kali lewat salah satu lorongnya serasa berada di terminal bus atau stasiun kereta. Banyak banget orang berlalu lalang dengan berbagai wajah khas dari daerah atau negara asalnya baik pengunjung, dokter, perawat ataupun petugas kesehatan lainnya. Entah masih pendidikan atau memang sudah mengabdi disitu susah banget dibedakan. Sering melihat wajah khas Indonesia Timur, Arab bahkan nehi-nehi. Nehi-nehi paling mudah diciriin selain dari warna kulitnya juga karena titik kecil bulet yang berada di tengah jidat kadang item kadang merah atau goresan putih seperti bedak apa kapur entahlah. Kalau ga, hidungnya dikasih anting. Sesekali saya mencuri dengar bahasa-bahasa mereka, ada yang bahasa Inggris, bahasa India, bahasa Indonesia tapi dengan dialek yang berbeda-beda kadang bahasa sunda biarpun wajahnya Arab atau nehi-nehi. Serasa di luar negeri karena banyak yang asing buat saya.

Di sekitar rumah sakit banyak penjual makanan dari ujung ke ujung melingkari setengah area rumah sakit. Awalnya kegirangan lonjak lonjak karena banyak pilihan menu makanan, mengingat rumah sakit di tempat saya bekerja hanya ada 2 gerobak penjual nasi goreng dan somay, sesekali ada bubur ayam. Tapi setelah 3 hari berlalu belum juga mencicipi semuanya rasanya udah bosen, kadang jadi males makan saking tumplek uweknya dan bingung mau beli apa.

Saya tinggal di kost-kost'an tidak jauh dari rumah sakit. Tiap istirahat bisa pulang makan siang, sholat dan tiduran dulu. Biarpun di luar panas kegerahan tapi setelah masuk ke kamar, jadi kedinginan padahal tidak ada AC. Bandung memang sejuk. Saya salah membawa kostum, baju tidur yang pendek semua alhasil tiap malem saya harus meringkuk kedinginan. Apalagi hanya selimutan pake kain bali yang tipis gembring. Kalau kelewat dingin terpaksa harus dirangkepin pake baju seadanya. Ga pernah terpikir bakal sedingin ini. Waktu packing sempat terpikir untuk membawa baju yang panjang-panjang tapi berhubung packingnya sambil kegerahan jadi ga mikir lebih dalam lagi. Yang penting pilih baju yang berbahan ringan dan kecil saat dilipat sehingga ga menuh-menuhin ransel.

Di tempat pelatihan sampai hari ketiga ini masih terasa kaku. Saya juga masih beradaptasi. Sepertinya masih ada yang mengira Saya dan Christine anak PKL karena mungkin badan kami yang kecil-kecil. Dengan ibu-ibu karyawati disana belum akrab semua.

Pembimbing kami yang baik hati

Bimbingan dari beliau-beliau semua sangat bermanfaat, biarpun tujuannya sama tapi teknik dan caranya lebih praktis dan benar tentunya. Memang itu yang kami ingin tau ilmunya. Karena selama ini hanya mengandalkan teknik dan teori dasar dari kampus beberapa tahun lalu yang sudah banyak terlupakan. Saat ditanya kembali kami hanya melongo sambil senyum-senyum untuk menutupi malu. Hihihi... Lupa bu lupa dulu ga bisa sekarang lupa... It's oke saya berjanji akan memanfaatkan kesempatan ini dengan belajar yang bener. Setidaknya lebih mengerti dibanding sebelumnya.

No comments:

Post a Comment

Comment tapi jangan spamming yess!! Salam hormat High Quality Gembel.