May 8, 2015

Makan Siang Gratis

Saya masih pelatihan di RSHS Bandung. Dua hari ini berturut-turut dapet makan siang gratis. Kemaren ada acara syukuran kelulusan dokter spesialis yang mana para petugas di tempat saya latihan, diundang semua. Saya dan Christine diajak juga. Awalnya kami malu untuk ikut acara itu karena kami bukan petugas disana, hanya orang hilang yang sekedar numpang belajar. Tapi namanya diajak oleh tuan rumah ga sopan banget kalau ditolak, itu kan suatu kehormatan buat kami sekaligus pengiritan dan perbaikan gizi hihhi...

Makanannya banyak dan enak semua dari makanan pembuka hingga dessertnya, jauh berbeda dengan makan siang yang kami beli sehari-hari. Bagaikan langit dan bumi. Ya iyalah namanya juga hajatan. Sayangnya perut kami hanya muat buat sepiring nasi dan es krim saja (padahal pengen nambah tapi malu). Kata hadist kan berhentilah makan sebelum kenyang.

Sedangkan hari ini kami dapet makan siang gratis lagi tapi pakai acara harus tebelin muka segala. Ceritanya bos saya lagi mengikuti simposium di gedung sebelah. Beliau menelpon kami untuk mengajak makan siang. Tapi berhubung pekerjaan kami belum selesai beberapa kali kami tidak bisa mengangkat telponnya lagi akhirnya beliau menjemput kami ke tempat latihan. Gubraakk... Kya anak kecil lagi sekolah trus ditengok orang tuanya. Canggung canggung gimana gitu, tapi mungkin bos pengen juga memantau anak buahnya belajar. Untung saja perkerjaan kami tinggal sedikit lagi sehingga beliau tidak menunggu lama.

Kami keluar mengikuti bos setelah meminta ijin kepada petugas disana tentunya. Ternyata kami diajak masuk ke ruang simposium dan disuruh makan disitu. WHAT..!!! Ga enak banget jadi tamu tak diundang, datang ucluk-ucluk mau numpang makan. Beghh... Dan ternyata panitianya para dokter yang sedang PPDS yang ketemu setiap hari di tempat pelatihan. Beliau-beliau kemaren juga jadi panitia di acara syukuran dokter. Oemjii... 2 kali numpang makan siang dengan panitia yang sama. Mau diterusin malu mau balik lagi juga malu sudah terlanjur dianterin oleh bos ke depan meja hidangan.

Peserta simposium kebanyakan sudah selesai makan tinggal satu dua saja yang masih berkeliaran mengambil makanan, dan sepertinya itu juga panitianya. Haduh bos tau gini mending kita makan sendiri aja. Saya berharap semoga dokter-dokter itu ga mengenali muka-muka kami. Tapi sepertinya ga mungkin hampir setiap hari kami bertatap muka walaupun ga pernah bertegur sapa, hanya sesekali saling melempar senyum kalau lagi baik hati. Kami sering berada di ruangan yang sama dengan kesibukan masing-masing sehingga jarang peduli karena memang tidak berkepentingan. Tapi berhubung di ruangan yang sempit saya sendiri pun bisa mengenali wajah-wajah beliau.

Dengan cekikikan bercampur malu serasa muka di pantat saya dan Christine mengambil piring. Tiba-tiba simposium dimulai kembali, bos dan peserta lainnya yang tadinya berkeliaran di dekat meja hidangan, kembali ke tempat duduknya. Tinggallah saya dan Christine yang masih unyul-unyul menyendok nasi dan lauk pauk. Sesekali melirik ke sekeliling memastikan apakah sang panitia melihat kami. Pastinya donk, orang berhadap-hadapan jeh haaaissshhh....

Kami duduk di kursi kosong di belakang tapi bukan deretan kursi peserta. Tadinya mungkin kursi buat istirahat panitia. Sendok demi sendok nasi saya lahap tapi entahlah apa rasanya, sepertinya lidah saya tidak bekerja dengan baik karena tidak sinkron dengan pikiran. Saya hanya tertuju pada bagaimana caranya bisa keluar dari ruangan itu selesai makan nanti.

Saya coba telpon bos minta dianterin keluar biar ga berkesan datang hanya numpang makan, kalaupun iya ya biar tau bahwa diajak oleh beliau. Rupanya bos sibuk mendengarkan presentasi sehingga tidak menjawab telpon dan membaca sms saya. Untunglah kami bisa keluar lewat pintu belakang tempat mas cathering beres-beres. Sampai di parkiran bos menelpon, "Lagi dimana?" "Udah keluar bos, bos mah telat..." Kemudian saya ceritakan keadaan kami sebelumnya "Ga apa-apa..." "Ga apa-apa buat bos, lha kita besok masih bakal ketemu ama beliau-beliau itu hiks hiks..." Memang ga apa-apa sih bos lumayan bisa mengalihkan perhatian dari segala kejenuhan di tempat latihan dan yang pasti saya jadi terinspirasi buat menulis di blog ini.

Karena siang itu masih ada keperluan dengan bos kami tidak kembali ke tempat pelatihan. Nanggung sekali sebentar lagi juga waktunya pulang dan biasanya juga menjelang pulang lebih banyak ongkang-ongkangnya karena perkerjaan telah selesai.

No comments:

Post a Comment

Comment tapi jangan spamming yess!! Salam hormat High Quality Gembel.