Jun 1, 2016

Cari Majikan Di Abu Dhabi

Suatu hari saya naik pesawat milik Uni Emirat Arab dan transit di Abu Dhabi. Mendengar kata Abu Dhabi pikiran melayang ke beberapa tetangga yang menjemput rejeki di negeri padang pasir itu. Banyak diantara mereka rela berjauhan dengan sanak family dan mengadu nasib disana atau memboyong keluarganya sekaligus. Tak heran jika di ruang tunggu beberapa kali bertemu dengan rombongan yang akan kerja di Abu Dhabi, terdengar dari obrolannya. Hihi ketauan nguping kan...

Pagi itu pesawat yang saya tumpangi dari Kuala Lumpur mendarat di Airport Abu Dhabi sekitar pukul 04.00 waktu setempat. Luas dan ramai sekali airportnya sehingga memakan waktu yang lumayan lama sejak pesawat landing sampai semua penumpang tiba di gedung terminal. Selesai pemeriksaan di pintu transit saya ke mushola untuk sholat subuh. Saya kelupaan mukena dimasukkan ke bagasi sehingga memakai mukena yang tersedia di mushola. Selesai sholat sudah ada ibu-ibu dengan logat melayu yang sudah menunggu mukena yang saya pakai.

"Silahkan..." kata saya kepada beliau.
"Makaseh.. Dari Malaysie?"
"Bukan, saya Indonesia"
"Oo.. kerje disini"
"Tidak, saya transit aja..."
"Ooo..."

Sepertinya beliau kerja atau ikut suaminya di Abu Dhabi. Saya dikira serupa... Itu cerita saat pertama kali transit di negeri onta.

Kedua kalinya ketika saya akan kembali ke tanah air dari Istanbul. Kali ini pesawat landing saat matahari terbenam di Abu Dhabi. Saya ke mushola untuk sholat maghrib. Bertemu seorang ibu yang tampak kebingungan. Tangan kiri mendorong troli berisi beberapa tas dan tangan kanan memegang paspor dengan boarding pass yang terselip di dalamnya.

"Mbak dari Indo juga kan?"
"Iya bu"
"Mau ke Jakarta naik Etih*d juga?"
"Iya"
"Sama kita bareng ya, yang mana ya pintunya?"
"Coba lihat boarding passnya bu"
"Ini saya ke Singapur dulu"
"Ouw saya langsung Jakarta bu gak ke Singapur, pesawat kita beda saya nanti jam 2"
"Oh beda ya saya sebentar lagi, trus saya harus kemana?"
"Ibu di terminal 3, nanti cari gate 4, lihat dari tulisan kuning yang diatas itu" kata saya sambil menunjuk ke papan gate yang banyak terpampang.
"Oo iya, tinggal perhatiin papan kuning itu aja ya"
"Iya bu ati-ati ya..."

Saya ingin melanjutkan niat ke mushola tapi tampaknya ibu masih menghentikan langkah saya.

"Tadi temen saya kasian lho mbak, bagasinya gak dinaikin ama majikannya hampir ketinggalan, untung punya saya dinaik-naikin" curhat.

Sambil mikir, dinaikin ke mobil apa ke pesawat ya? Apa gak dibeliin bagasi? Ah entahlah ngapain saya ikut pusing...

"Ouw gitu, trus gimana jadinya bu?"
"Jadi dinaik-naikin sendiri"
"Oh syukurlah"
"Trus tadi mbak gimana, dianterin gak ama majikannya?"

Mak JLEBB!!! Gedubrraaakkkk. Antara bingung pengen ketawa, percaya gak percaya. Kalau di film kartun ekspresi saya yang mata melotot sampai mencelat keluar trus ngglinding ke selokan. Berhubung ibu masih penasaran nungguin jawaban, ya mengalirlah jawaban seadanya...

"Iya bu tadi saya dianterin..." sambil mengangguk dan tersenyum maksa.

Sampai di toilet tak hentinya memandang diri di kaca, berarti tampang kya saya ini cocoknya punya majikan di Abu Dhabi ya, baiklah segera browsing cari lowongan...

No comments:

Post a Comment

Comment tapi jangan spamming yess!! Salam hormat High Quality Gembel.