Jun 2, 2016

Wisata Reruntuhan Di Ephesus

Saya dan Amel batal keliling Selcuk dengan menyewa motor karena beberapa jalan utama ditutup untuk acara bike festival. Sejak hari pertama datang itinerary kami mulai kacau karenanya. Walaupun akhirnya tempat-tempat yang utama pengen kami datangi, terjabanin semua.

Sore pertama kami menghabiskan waktu di Ephesus, yaitu komplek reruntuhan sisa-sisa dari sebuah kota kuno di jaman Romawi yang keindahannya masih tergambar dengan jelas. Bisa dijangkau dengan naik dolmus (angkotnya Turki) dari otogar (terminal) dengan ongkos 2.5 TL. Harga tiket masuk 20 TL. Kami membeli paket Turkey Museum Pass seharga 185 TL yang bisa digunakan hampir ke semua museum di Turki selama 15 hari. Bisa beli di loket museum-museum besar dengan menunjukkan paspor.

Sepanjang menyusuri reruntuhan tak hentinya membayangkan betapa megahnya dulu kota ini. Ribuan tahun yang lalu aja sudah bisa bikin bangunan sehebat ini. Luar biasaa. Orang jaman dulu cerdas banget. Bisakah dibenerin lagi? Rasanya mustahil karena terlalu luas dan megah.

Bangunan yang kemegahannya masih terlihat hingga sekarang diantaranya adalah Grand Theater yaitu undak-undakan tempat duduk balkon 3 tingkat. Seperti stadion separuh lingkaran dan tengahnya terdapat panggung pementasan. Konon ini adalah tempat diadakannya pertunjukan seni, pementasan drama dan juga adu gladiator dengan binatang.

Tak jauh dari Grand Theatre terdapat Celsus Library yang masih menyisakan pilar-pilar kokoh dan megah terbuat dari batu granit. Satu pilar dirangkul 2 orang belum cukup saking besarnya. Dinding di bagian luarnya dihiasi dengan ornamen patung dewa dewi yang bagus berukuran lumayan besar. Konon ini merupakan perpustakaan terbesar ketiga dimasa itu yang memiliki 12.000 pcs roll buku. Jaman dulu buku berbentuk gulungan.

Patungnya sedih "Melihat kalian sakitnya tuh disini..."

Selain dua tempat diatas masih banyak lagi reruntuhan menarik lainnya diantaranya House On The Slopes (sedang renovasi), Temple Of Hadrian, Temple Of Domitian, Water Palace, Odeum dan Prytaneion. Memang lebih baik menyewa tour guide biar dijelaskan satu per satu. Jangan seperti saya hanya modal browsing. Seharian belum tentu terkupas semua karena komplek ini luas sekali. Daripada penasaran saya membeli buku di abang-abang penjual souvenir.

Ada kejadian lucu, beberapa kali ketemu rombongan wisatawan dari Indonesia. Banyak ibu-ibu jalan kepleset sambil ngomel-ngomel "Apaan sih cuma lihat batu kya gini, mending shopping" Ya iya lah tante lagian ke tempat begini pake high heels, kya saya donk sendal jepit hahaha... Memang komplek ini hanyalah reruntuhan batu yang tak beraturan. Kurang menarik buat yang hobbynya belanja ke mall.

Lebih dari 3 jam kami menyusuri reruntuhan Ephesus dan pastinya tidak menjangkau semuanya karena matahari keburu tenggelam. Selain kaki juga rasanya berdenyutan.

Kami kehabisan dolmus untuk kembali ke kota. Beberapa sopir taksi menawarkan 10 TL tapi rasanya enggan untuk mengambilnya. Masih berat untuk beranjak seketika dari komplek ini. Kami memilih jalan kaki pelan-pelan sambil berharap ada dermawan yang bersedia memberi tumpangan. Sempat terpikir untuk nebeng bus wisata, tapi masih lama menunggu wisatawannya kembali.

Baru beberapa langkah dari parkiran tiba-tiba melintas sebuah mobil yang dikendarai oleh seorang kakek. Saya sengaja menatap sang kakek dalam-dalam berharap diajak. Dan benar saja...

"Where are you going?" teriak sang kakek dari dalam mobil.
"Selcuk"
"Come in, I'm not teroris..."

Alhamdulillah akhirnya dapet tumpangan juga. Sepanjang jalan kakek bercerita tentang Ephesus dan perkebunan sayur serta buah-buahan yang berada di kanan kiri jalan. Dari cerita kakek makmur sekali tanah Selcuk ini. Sejak jaman Romawi hingga sekarang.

Sebelum turun kakek memberi kami jeruk gede yang berserakan di mobilnya. "This is Turkish orange, fresh and sweet". Masya Allah baik sekali kakek, thengkyu thengkyuu...


Di dalam mobilnya kakek

1 comment:

Comment tapi jangan spamming yess!! Salam hormat High Quality Gembel.