Oct 3, 2018

Bodo

Selama travelling ke Norwegia ada beberapa teman yang rajin menanyakan kabar. Sampai mana, lagi dimana, gimana dan sebagainya. Walaupun dengan komunikasi yang lumayan tersendat. Selain karena perbedaan zona waktu sekitar 6 jam, juga karena saya hanya mengandalkan wifi gratisan. Saya hanya membalas pesan saat menemukan sinyal.

Lucunya mereka rela browsing sebelum dan sesudah bertanya ke saya. Katanya biar gak bodoh-bodoh amat setidaknya obrolan nyambung. Karena tempat yang saya kunjungi lumayan asing untuk didengar sebagian orang Indonesia. Diantaranya adalah desa nelayan di Kepulauan Lofoten Norwegia Utara. Sebutlah Stokmarknes, Svolvaer, Leknes dan sekitarnya. Sering kali mereka sambil menunjukkan skrinsut dari google map, "Lagi di sini bukan?"

Suatu malam hampir jam 11 waktu setempat saya baru saja check in ke hotel setelah pindahan dari kota sebelumnya naik kapal ferry. Letak hotel sekitar 700 meter dari pelabuhan. Tidak seberapa jauh buat saya tapi harus menggeret koper diantara salju tebal dan badan menggigil, sangat bikin sengsara. Sampai di kamar badan masih kedinginan dan mata mulai lengket. Sesegera mungkin harus meringkuk ke dalam selimut.

Sambil merebahkan badan saya membuka henpon menyambungkan dengan wifi hotel. Tentunya banyak pesan yang masuk dari teman-teman. Salah satunya pertanyaan dari adek Junior yang belum lama kenal "Kakak... Udah sampai mana?" Dengan sisa-sisa tenaga saya hanya menjawab singkat "Bodo" lalu tertidur.

Bangun tidur lumayan banyak pesan dari adek ini dengan nada bersalah.

"Maaf ya kak kalau mengganggu. Aku cuma pengen tau aja dan seneng denger kakak jalan-jalan. Aku jadi banyak pengalaman juga dari cerita kakak. Abis kakak perginya menclak-menclok kemaren ke sini tiba-tiba udah ke situ. Dijawab kalau lagi sempat aja gak apa-apa kak, maaf ya..."

Bingung kenapa adek ini ya? Perasaan dari kemaren baik-baik aja seperti biasa suka bercandaan. Kenapa tiba-tiba aneh. Mungkin kelamaan jawabnya? Entahlah... Jadi ngetik agak panjang cerita ulang.

"Gak apa-apa dek sorry jawabnya telat baru nemu sinyal. Gini ya jadi kemaren dari Tromso pindah ke Lofoten naik cruise sehari semalem, nginep 1 malem di Solvaer, 1 malem di A dan sekarang udah pindah lagi ke Bodo kemaren sore naik kapal ferry, nginep semalem di sini"

"Ooohh... Jadi Bodo itu nama tempat kak????"
"Iya"
"Ya ampun... Kirain kakak lagi marah karena aku bawel nanya-nanya mulu"
"Lha biasanya kan browsing kalau denger tempat baru"
"Iya, tapi aku udah down duluan, aku takut kirain kakak marah trus bilang Bodo, kirain aku yang bodoh banget dijelasin gak ngerti-ngerti huaaa..."

Haduuuhh kasian sekali sih dek hahaha...

Ngomong-ngomong soal Bodo di sini ada kejadian yang beneran bodo banget. Kami jam 4 pagi harus check out dari hotel karena akan ke Oslo pesawat jam 06.00. Letak airport hanya 10 menit memakai kendaraan. Jalan kaki juga kuat asal suhunya tidak ekstrim dan tidak bebawaan berat. Bodo hanya kota kecil.

Kami pesan taksi malam sebelumnya di resepsionis hotel untuk jam 4 pagi. Taunya terlewat jam 04.15 kami baru keluar. Tidak ada taksi yang datang entah sudah pergi atau memang tidak ada. Sepiiiii banget di sekitar hotel. Kebetulan resepsionis tidak buka 24 jam. Jalan kaki memang tidak jauh tapi mengingat waktu boarding yang tinggal sejam lagi tidak memungkinkan... Aaahh... Bodo banget emang bisa-bisanya telat, di negara tepat waktu telat semenit aja bisa fatal.

Kami jalan ke arah airport sambil tak hentinya mengintip ke mobil yang terparkir di pinggir jalan. Barang kali ada orang di dalam dan bisa minta tolong. Rupanya tidak ada orang satu pun. Ya ngapain juga tidur di dalem es.

Syukurlah kami melewati hotel yang agak besar dan di dalam terlihat security sedang berjaga. Lupa hotel apa namanya. Amel lari ke dalam untuk minta bantuan. Saya menjaga koper di luar. Alhamdulillah ibu security itu membantu menelponkan taksi dan mempersilahkan kami untuk menunggu di lobby. Badan saya lumayan meleleh setelah masuk ke dalam karena di luar suhunya -15°C.

Tidak sampai 15 menit taksi datang, mobil berwarna hitam kinclong mirip Alphard. Bapak sopir membantu mengangkatkan koper untuk diletakkan di bagasi. Tak lupa dadah-dadah berterimakasih ke ibu security yang baik hati lalu mobil bergerak meninggalkan hotel. Saya dan Amel duduk manis di belakang sambil was-was melototin argo. Untungnya hanya dekat sekali, tidak sampai 10 menit sudah sampai di airport yang berjarak hanya 2.5 km. Berapakah ongkosnya? Kalau dirupiahkan 335 ribu. Alamaaakk.. Mahalnyaaa. Tapi segitu juga tidak terasa. Masih kalah bahagia dengan tepat waktu sampai di airport sehingga tidak tertinggal pesawat. Alhamdulillah...

No comments:

Post a Comment

Comment tapi jangan spamming yess!! Salam hormat High Quality Gembel.