Apa
yang terlintas saat mendengar kata Denmark? Saya teringat jaman sekolah nonton pertandingan bulutangkis di TV saat final Indonesia lawan Denmark, Indonesia kalah. Pemainnya Taufik
Hidayat dengan Peter Gade. Satu lagi yang iya banget adalah Biskuit
Monde. Konon biskuit kesukaan saya sedari kecil dengan kemasan kaleng
bulet gepeng bergambar simbol multi negara itu adalah kue khas Denmark. Dari kaleng inilah saya jadi punya impian untuk pergi ke tempat biskuit yang asli berada.
Alhamdulillah suatu hari diberi kesempatan menginjakkan kaki ke Copenhagen ibu kotanya Biskuit Monde. Sepanjang jalan teringat kala kecil
belajar membaca dari huruf di kaleng yang biasa dipakai tempat
rengginang di rumah. Hampir setiap hari saya mengeja kalimat "Danish Monde Butter Cookies" tanpa bosan. Dramatis banget ya gara-gara
sering baca kaleng kue jadi bisa pergi ke Denmark. Halah.
Biskuit Monde yang asli dijual dimana-mana di Denmark. Sekaleng kecil Rp 190an ribu, kalau di Indonesia Rp 60an ribu. Harga beda jauh, rasanya mirip. |
Berhubung pergi di akhir winter sudah terbayang pasti dinginnya seperti masuk ke dalam kulkas. Ini
bukan pertama kali saya ke tempat bersalju saat winter. Pernah ke
tempat dengan suhu -15°C di Jepang. Cukup dengan
memakai baju dan jaket khusus winter walaupun tanpa sarung tangan dan
syal. Biasanya masih tahan karena kepala masih tertutup kerudung dan
tangan bisa dimasukkan ke dalam saku. Jadi tidak begitu khawatir.
Eh ternyata beda cerita pemirsa. Mendarat di Copenhagen Airport (Københavns Lufthavn) masih belum terasa dingin karena masih banyak penghangat ruangan. Tapi tetap harus mempersiapkan peralatan tempur. Setelah ambil bagasi bongkar koper ambil long john extra warm dan jaket ultra light down ditumpukan paling atas lalu ganti kostum di toilet. Sarung tangan dan syal rencana dipakai nanti setelah sampai di penginapan karena aktivitas masih banyak di dalam ruangan. Insya Allah masih kuat apalagi di kereta juga ada penghangatnya. Saya membeli paket oneday tiket, bisa untuk naik kereta dan bus dalam kota kemana saja. Lupa harganya berapa kalau dirupiahkan sekitar 90 ribuan.
Saat
turun ke stasiun Mak Berrrr... Modyaar dingin banget. Tangan, pipi dan
bagian yang tidak tertutup rasanya beku semua. Sampai ba'al, periiihhh
seperti kesemutan. Gaya banget gak usah pakai sarung tangan. Mau bongkar koper lagi ambil sarung tangan keadaan sudah tidak mungkin. Selain ramai juga gimana kalau pas
lagi bongkaran kereta datang. Cari masalah. Mending dimasukin ke
ketek. Sayangnya tidak bisa selalu menyembunyikan tangan karena harus
memegang koper. Amel yang biasa tahan dingin,
saat itu dia menggigil hebat. Apalagi saya yang badannya kekurangan lemak. Tembus sampai ke sumsum tulang. Luar biasa tidak menyangka bakal sesadis ini.
Syukurlah
kereta cepat datang. Biasanya di dalam kereta cukup hangat saat itu masih seperti duduk di dalam kulkas. Entah efek di luar yang dinginnya keterlaluan atau memang penghangatnya yang sederhana. Apalagi kalau berhenti menurunkan penumpang, angin es langsung masuk mak wuussshhh!!!
Adakah yang salah dengan website accu weather? Saat itu tertulis -15°C tapi kenapa memakai baju yang sama dengan yang saya pakai saat
winter di Jepang belum cukup. Masih menggigil kemana-mana.
Ada apa gerangan?
Rupanya
saat itu suhu di kawasan Denmark sedang drop karena dilanda badai angin
Siberia yang membuat terasa seperti minus 20an. Kabarnya di tempat lain
seperti Inggris, Irlandia dan negara belahan Eropa yang lain mengalami hal yang sama
malah menimbulkan korban jiwa. Pantesan rasanya setengah mati.
Hidung meler, pusing, perih dimana-mana dan beku sampai kesulitan
ngomong. Genangan air di sungai dan kanal semua mengeras bisa dipakai ice skating. Acara
keliling ke landmark di Copenhagen banyak yang dilewatkan. Karena tidak
kuat melawan angin Siberia. Sehari hanya keliling naik bus dari ujung ke
ujung berhubung sudah punya tiket unlimited. Sesekali keluar masuk
gereja atau toko di shopping street untuk menghangatkan badan.
Keesokan harinya justru semakin drop malah ditambah hujan salju beberapa kali. Biarpun langit biru cerah tapi anginnya kenceng luar biasa. Papan iklan dan kayu banyak yang ambruk. Kursi-kursi di cafe outdoor terbang berhamburan. Alamak pengen nangis mau pulang aja. Gak bisa ngapa-ngapain. Gimana mau foto-foto cantik kalau dinginnya lebih dari frezzernya emak di rumah.
Subhanallah
tempat terdingin yang pernah saya rasakan ya disini, Copenhagen.
Tempatnya mas Peter Gade dan Biskuit Monde.
Nyhavn, kampung nelayan tempat penulis dan penyair terkenal Hans Cristian Andersen pernah tinggal. Bergaya selpih di kanal beku biar kya mbak-mbak yang diatas, tapi cantiknya dimana coba? |
By the way dikira negara mahal mah bakalan kinclong kemana-mana. Ternyata ya biasa aja butut-butut juga. Banyak gedung dan gereja tua. Pesan saya, jangan lupa kalau pengen pergi ke Denmark pegang-pegang dan baca dulu aja kaleng Monde setiap hari...
No comments:
Post a Comment
Comment tapi jangan spamming yess!! Salam hormat High Quality Gembel.