Sejak kecil saya suka sekali dengan atlas dunia, peta dunia, bola dunia dan apapun yang berhubungan dengan peta. Melihat benua, pulau dan batas-batas negara rasanya sangat menyenangkan dan membuat penasaran. Rasanya pengen keliling dunia pengen bisa melihat ada apa disana. Tapi ya selalu sadar diri ga mungkin, emang gimana caranya? Duit dari mana? Ke luar negeri pasti biayanya mahal. Sepertinya mustahil bagi saya yang hanya orang kampuang ga bisa bahasa Inggris bisa pergi ke luar negeri sehingga biarpun pengen saya ga pernah bermimpi.
Ternyata setelah dewasa dunia berkata lain. Allah mendatangkan rejeki dan membukakan pintu untuk saya menginjakkan kaki ke luar Indonesia. Alhamdulillah pertama kali saya diijinkan ke Madinah dan Mekah untuk ibadah umroh. Pertama kali mendarat di bandara King Abdul Aziz Jeddah rasanya seperti mimpi sekaligus kaget ternyata bandara luar negeri ga seperti yang saya bayangkan. Gedungnya tinggi kinclong mewah, ramai dan sibuk. Ternyata memang ramai dan sibuk tapi ga kinclong dan mewah. Yang bikin heran lagi toiletnya lha kok antriannya puanjaaang trus klosetnya hanya lantai semen dicelong gitu doank jauh dari kesan mewah. Showernya hanya pakai selang diklewerin gitu aja di pinggir kloset. Baru juga nongkrong udah digedor-gedor dari luar oleh orang yang berbadan gede-gede. Pada kebelet semua maklum abis perjalanan panjang dari negaranya masing-masing pasti banyak yang nahan pipis di pesawat. Tapi dua tahun kemudian setelah saya kembali kesana bandara King Abdul Aziz telah banyak mengalami perubahan dan jauh lebih baik. Itulah kesan pertama kali menginjakkan kaki di luar negeri.
Dihari-hari berikutnya Allah masih memberi saya rejeki untuk melihat negara tetangga walaupun pergi secara gembel. Alhamdulillah sampai sekarang telah diberi beberapa kali kesempatan dan keberanian untuk jalan-jalan sendirian ke negeri orang. Biarpun akhirnya saya jadi kecanduan tapi saya tidak memaksakan diri untuk pergi ke tempat-tempat yang tergambar di atlas dunia sebanyak mungkin. Semua disesuaikan pada kemampuan yang saya miliki.
Dihari-hari berikutnya Allah masih memberi saya rejeki untuk melihat negara tetangga walaupun pergi secara gembel. Alhamdulillah sampai sekarang telah diberi beberapa kali kesempatan dan keberanian untuk jalan-jalan sendirian ke negeri orang. Biarpun akhirnya saya jadi kecanduan tapi saya tidak memaksakan diri untuk pergi ke tempat-tempat yang tergambar di atlas dunia sebanyak mungkin. Semua disesuaikan pada kemampuan yang saya miliki.
Sekarang gambar ini wajib dipasang di kamar bukan karena pengen banget keliling dunia tapi karena memang saya suka. Kalau ternyata diberi kesempatan ya syukur alhamdulillah. |
Padahal ini yg mau ku komen high quality gembel😂
ReplyDeleteGembel is beatiful hihihi...
Delete